BAB II
KONSEP STRATEGI BELAJAR-MENGAJAR

A.    PENGERTIAN STRATEGI BELAJAR-MENGAJAR
Secara umum strategi diartikan sebagai suatu garis haluan untuk bertindak dalam usaha mencapai sasaran yang telah ditentukan. Dihubungkan dengan belajar-mengajar, strategi diartikan sebagai pola-pola umum kegiatan guru-anak didik dalam perwujudan kegiatan belajar-mengajar untuk mencapai tujuan tertentu.
4 Strategi dasar dalam proses belajar-mengajar, yaitu :
1.      Mengidentifikasi serta menetapkan spesifikasi dan kualifikasi perubahan tingkah laku dan kepribadian anak didik sebagaimana yang diharapkan.
2.      Memilih sistem pendekatan belajar-mengajar berdasarkan aspirasi dan pandangan hidup masyarakat.
3.      Memilih dan menetapkan prosedur, metode dan tehnik belajar mengajar yang dianggap paling tepat dan efektif sehingga bisa menjadi pegangan guru dalam kegiatan mengajarnya.
4.      Menetapkan norma-norma dan batas-batas keberhasilan serta standar keberhasilan hingga dapat dijadikan pedoman bagi guru dalam proses evaluasi hasil belajar-mengajar.
B.     KLASIFIKASI STRATEGI BELAJAR-MENGAJAR
Menurut Tabrani Rusyan dkk, terdapat berbagai masalah sehubungan dengan strategi belajar mengajar, yaitu :
1.      Konsep dasar strategi belajar-mengajar
Sebagaimana yang telah disebutkan diatas bahwa konsep dasar strategi belajar mengajar meliputi : a). Menetapkan spesifikasi dan kualifikasi perubahan tingkah laku b). Menentukan pilihan berkenaan dengan pendekatan terhadap masalah belajar mengajar c) Memilih prosedur, metode dan tehnik belajar mengajar dan d) Menerapkan norma dan kriteria keberhasilan kegiatan belajar mengajar.
2.      Sasaran kegiatan belajar-mengajar
Setiap kegiatan belajar mengajar mempunyai sasaran dan tujuan. Tujuan itu bertahap dan berjenjang mulai dari yang sangat operasional dan konkret, yakni tujuan intruksional khusus dan tujuan intruksional umum, tujuan kurikuler, tujuan nasional sampai kepada tujuan yang bersifat universal.
Pada tingkat sasaran atau tujuan yang universal, manusia harus memiliki kualifikasi :
a)      Pengembangan bakat secara optimal
b)      Hubungan antarmanusia
c)      Efisiensi ekonomi
d)     Tanggung jawab selaku warga negara
Pandangan hidup para guru dan anak didik akan turut mewarnai berkenaan dengan gambaran karakteristik sasaran manusia idaman, yang mana konsekwensinya akan mempengaruhi kebijakan tentang perencanaan, pengorganisasian serta penilaian terhadap kegiatan belajar- mengajar.
C.     HAKIKAT DAN CIRI-CIRI BELAJAR MENGAJAR
1.      Hakikat belajar mengajar
Belajar adalah sebuah proses perubahan perilaku berkat pengalaman dan latihan. Yang mana tujuan kegiatan adalah perubahan tingkah laku, baik yang menyangkut pengetahuan, ketrampilan maupun sikap serta meliputi segala aspek pribadi. Kegiatan belajar mengajar seperti mengorganisasi pengalaman belajar, mengolah kegiatan belajar mengajar, menilai proses dan hasil belajar, semuanya termasuk cakupan tanggung jawab guru. Jadi hakikat belajar adalah perubahan yang terjadi dalam diri seseorang setelah berakhirnya melakukan proses belajar-mengajar. Walaupun pada kenyataannya tidak semua perubahan belajar dikategorikan proses belajar-mengajar mis: perubahan fisik, dll.
Kegiatan mengajar seorang guru menghendaki hadirnya sejumlah anak didik berbeda dengan belajar yang tidak selamanya membutuhkan kehadiran guru. Mengajar merupakan kegiatan muthlak yang memerlukan keterlibatan individu anak didik. Sama halnya dengan belajar, mengajar pun pada hakikatnya merupakan suatu proses, yaitu : proses mengatur, menngelola kelas,  mengorganisasi lingkungan yang ada disekitar anak didik, sehingga dapat mendukung siswa dalam melakukan proses belajar mengajar. Pada tahap selanjutnya mengajar adalah proses memberikan bimbingan atau arahan kepada anak didik dalam proses belajar-mengajar.
Peranan guru sebagai pembimbing bertolak karena banyaknya anak yang bermasalah. Dalam belajar ada anak yang cepat mencerna materi yang diberikan, sedang dan ada pula yang lamban, dengan ini seorang guru dituntut untuk mengatur strategi yang sesuai dengan keadaan anak didik. Jadi jika hakikat belajar adalah perubahan maka hakikat belajar mengajar adalah proses pengaturan yang dilakukan oleh guru.
2.      Ciri-ciri proses belajar mengajar
Sebagai suatu proses pengaturan, proses mengajar tidak terlepas dari ciri-ciri tertentu, menurut Edi Suardi sbb :
1)      Belajar mengajar memiliki tujuan, yakni untuk membentuk anak didik dalam suatu perkembangan tertentu, yakni dengan menempatkan anak sbagai pusat perhatian.
2)      Ada suatu prosedur (jalannya interaksi) yang direncanakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Agar tujuan dapat tercapai dengan optimal diperlukan lagkah-langkah yang sistematik dan relevan.
3)      Kegiatan belajar mengajar ditandai dengan penggarapan materi yang khusus. Dimana materi ini harus sudah dipersiapkan sebelum berlangsungnya kegiatan belajar mengajar.
4)      Ditandai dengan aktifitas anak didik. Sebagai konskwensi, anak didik merupakan syarat muthlak dalam proses belajar mengajar. Aktifitas ini mencakup fisik maupun mental.
5)      Dalam kegiatan belajar mengajar guru sebagai pembimbing, guru harus berusaha untuk memberikan motivasi agar terjadi proses belajar mengajar yang kondusif. Guru juga harus siap sebagai mediator dalam segala proses belajar mengajar, sehingga guru merupakan tokoh yang dilihat dan ditiru tingkah lakunya.
6)      Dalam kegiatan belajar diperlukan disiplin. Disiplin ini diartikan sebagai pola tingkah laku yang sudah diatur sedemikian rupa menurut ketentuan yang sudah ditaati oleh guru dan anak didik dengan sadar.
7)      Ada batas waktu. Setiap tujuan yang ingin diacapai akan adanya waktu tertentu kapan tujuan itu sudah harus tercapai.
8)      Evaluasi, dilakukan untuk mengetahui tercapai atau tidaknya materi yang telah diajarkan.
D.    KOMPONEN-KOMPONEN BELAJAR MENGAJAR
Belajar sebagai suatu sistem intruksional mengacu kepada pengertian  sebagai seperangkat komponen yang sangat bergantung dengan yang lain untuk mencapai suatu tujuan. Sebagai sistem, belajar mengajar meliputi bahan, siswa, guru, metode dan evaluasi demi tercapainya tujuan tersebut, tidak hanya komponen-komponen diatas, tetapi ada persoalan yang biasa dihadapi guru yaitu :
a)      Tujuan-tujuan yang ingin dicapai
Tujuan merupakan suatu cita-cita yang ingin dicapai dalam suatu kegiatan. Tidak ada suatu kegiatan yang tidak memiliki tujuan. Tujuan dalam pendidikan dan pengajaran merupakan tujuan yang normatif, dengan kata lain dalam tujuan terdapat sejumlah nilai yang harus ditanamkan kepada anak didik yang akan mewarnai mereka cara bersikap dan berbuat terhadap lingkungan sosialnya.
Tujuan adalah komponen yang dapat mempengaruhi komponen lainnya mis : bahan belajar, pemilihan metode, sumber dsb. Semua komponen tersebut harus bersesuaian agar tercapainya tujuan yang efektif.
b)      Bahan pelajaran
Bahan pelajaran adalah substansi yang akan disampaikan dalam proses belajar mengajar, tanpa bahan proses tersebut tidak dapat berjalan. Ada 2 persoalan dalam pengusaan bahan pelajaran yaitu, penguasaan bahan pelajaran pokok dan penguasaan bahan pelajaran pelengkap. Bahan pelajaran pokok adalah pelajaran yang menyangkut bidang yang dipegang oleh guru sesuai dengan keahliannya sedangkan bahan  pelajaran pelengkap adalah bahan pelajaran yang dapat membuka wawasan para guru dalam menunjang penyajian bahan pelajaran pokok.
c)      Kegiatan belajar mengajar
Kegiatan belajar mengajar merupakan inti  kegiatan dalam pendidikan. Segala sesuatu yang telah diprogramkan akan dilaksanakan dalam proses belajar mengajar yang melibatkan semua komponen pengajaran. Dalam kegiatan belajar anak didik dituntut lebih aktif, guru hanya berperan sebagai motivator dan disini guru harus mengetahui perbedaan individual anak didik yaitu biologis, intelektual dan psikologis.
d)     Metode
Pemilihaan metode yang tepat sangat mempengaruhi keberhasilan proses belajar mengajar. Seorang guru yang tidak menguasai metode satupun, ia tidak dapat melaksanakan proses diatas. Dalam pemilihan metode guru disarankan untuk memilih metode yang bervariasi agar anak didik tidak bosan dalam menerimanya secara otomatis tujuan pembelajaran yang kondusif dapat tercapai.
Secara khusus dalam proses belajar mengajar guru berperan sebagai pengajar, pembimbing, perantara sekolah dengan masyarakat, administrator dll. Oleh karena itu guru harus memahami segenap aspek pribadi anak didik diantaranya :
ü  Kecerdasan dan bakat khusus
ü  Prestasi sejak permulaan sekolah
ü  Perkembangan jasmani dan keesehatannya
ü  Kecendrungan emosi dan karakternya
ü  Sikap dan minat belajar
ü  Cita-cita
ü  Kebiasaan belajar dan bekerja
ü  Hobi dan penggunaan waktu senggang
ü  Hubungan sosial disekolah dan dirumah
ü  Latar belakang keluarga
ü  Lingkungan tempat tinggal
ü  Sifat-sifat khusus dan kesulitan anak didik
Usaha untuk memahami anak didik ini bisa dilakukan dengan cara evaluasi. Selain itu guru harus melaporkan perkembangan hasil belajar kepada orang tua khususnya.
Belajar adalah sebuah proses perubahan perilaku berkat pengalaman dan latihan. Yang mana tujuan kegiatan adalah perubahan tingkah laku, baik yang menyangkut pengetahuan, ketrampilan maupun sikap serta meliputi segala aspek pribadi. Kegiatan belajar mengajar seperti mengorganisasi pengalaman belajar, mengolah kegiatan belajar mengajar, menilai proses dan hasil belajar, semuanya termasuk cakupan tanggung jawab guru. Jadi hakikat belajar adalah perubahan.
E.     ENTERING BEHAVIOUR SISWA
Hasil kegiatan belajar mengajar tercermin dalam perubahan tingkah laku baik secara material-substansial, struktural-fungsional, ataupun secara behaviour. Selanjutnya untuk memastikan tingkat prestasi yang dicapai siswa itu apakah benar merupakan kegiatan hasil belajar-mengajar, seorang guru harus mengetahui tentang karakteristik perilaku anak didik ketika akan masuk sekolah dan mulai kegiatan belajar mengajar dilangsungkan, tingkat dan jenis karakteristik ini disebut Entering Behaviour Siswa.
Menurut Abin Syamsuddin, Entering behaviour dapat diidentifikasikan kepada 2, yaitu :
1)      Secara tradisional, telah lazim para guru mengawali proses belajar mengajar dengan menanyakan kembali materi yang telah dijarkan sebelumnya sebelum menjelaskan materi baru.
2)      Secara inofatif, guru tertentu diberbagai lembaga pendidikan yang mampu mengembangkan instrument pengukuran prestasi belajar dengan memenuhi syarat, mengadakan pre-test sebelum mereka mengikuti proses belajar mengajar.
Ada 3 dimensi dari entering behaviour yang perlu diketahui oleh guru :
1)      Batas-batas ruang lingkup materi pengetahuan yang telah dimiliki dan dikuasai oleh siswa.
2)      Tingkatan tahapan pengetahuan, terutama kemampuan yang telah dimiliki siswa.
3)      Kesiapan dan kematangan fungsi-fungsi psikosofik.
BAB III
KESIMPULAN
Media sumber belajar merupakan alat bantu yang berguna dalam proses belajar mengajar yang dapat mewakili  sesuatu yang disampaikan guru. Keefektifan daya serap anak didik terhadap bahan pelajaran yang rumit dapat tercapai dengan adanya alat bantu. Pengembangan variasi mengajar yang dilakukan oleh guru adalah satu-satunya dengan memanfaatkan variasi alat bantu. Dalam pengembanganvariasi mengajar tidak sembarangan, tetapi ada tujuan yang hendak dicapai yaitu meningkatkan dan memelihara perhatian anak didik terhadap relevansi proses bbelajar mengajar.
Metode mempunyai andil yang cukup besar dalam kegiatan belajar mengajar. Kemampuan yang diharapkan dapat dimiliki anak didik, akan ditentukan oleh kerelevansian penggunaan suatu metode yang sesuai dengan tujuan. Ini berarti tujuan pembelajaran dapat dicapai dengan metde yang tepat, sesuai dengan standar keberhasilan yang terpatri didalam suatu tujuan.
Dengan tercapainya suatu tujuan maka dikatakan guru telah berhasil dalam mengajar. Kebeerhasilan belajar mengajar tentu saja diketahui setelah diadakan evaluasi dan tingkat keberhasilan siswa dapat dilihat dari daya serap anak terhadap materi yang disampaikan guru.